Pengertian Fashion Menurut Ahli
2013-07-11
Berbicara mengenai fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Dan berbicara tentang pakaian adalah berbicara mengenai sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita. Seperti yang di kutip oleh Idi Subandi Ibrahim (peneliti media dan kebudayaan pop dalam pengantar buku Malcolm Barnard, fashion dan komunikasi: 2007): Thomas Carlyle mengatakan,”pakaian adalah perlambang jiwa”. Masih menurut Idi: “pakaian tak bisa di pisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia”.
Studi tentang fashion adalah bukan hanya tentang pakaian, tapi juga peran dan makna pakaian dalam tindakan sosial. Dengan kata lain, fashion bisa di metaforakan sebagai kulit sosial. Yang didalamnya membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu yang adalah suatu bagian dari kehidupan sosial. Di samping itu fashion juga mengekspresikan suatu identitas tertentu. pakaian adalah salah satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas dari penampilan luar, yang dengannya seseorang menempatkan diri mereka terpisah dari orang lain, yang selanjutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok tertentu.
Hasil wawancara dengan sejumlah informan tentang perkembangan trend fashion saat ini, khususnya trend mode dikalangan mahasiswa putri fisip unhalu mereka mengatakan bahwa:
“perkembangan trend busana mahasiswa putri fisip unhalu saat ini lebih mengarah pada penggunaan mode busana yang sedang trend pada saat sekarang ini, hal ini dapat dilihat dari setiap aktifitas mahasiswa pada saat mereka mengikuti proses perkuliahan, pakaian-pakaian ketat (pres body) lebih dominan menghiasi lingkungan kampus”.
Hal diatas sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa fashion merupakan salah satu bentuk gaya hidup yang dapat dicoba, dipertahankan, atau ditinggalkan (Piliang, 2004: 306).
“kecenderungan pada trend busana baru lebih dimotifasi oleh sebuah pemikiran bagaiman mengespresikan diri lewat pakaian yang mereka pakai”.
Malcolm Barnard dalam bukunya Fashion sebagai komunikasi, memulai pengertiannya mengenai fashion dengan mengacu pada Oxford English Dictionary (OED). Menurut Malcolm: “Etimologi kata ini terkait dengan bahasa latin, Factio, yang artinya membuat”. Karena itu, arti asli fashion adalah sesuatu kegiatan yang di lakukan seseorang, tidak seperti dewasa ini yang memaknai fashion sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang.
Artian asli fashion pun mengacu pada pengungkapan bahwa butir butir fashion dan pakaian adalah komoditas yang paling di fetish-kan (fetish adalah jimat :KBBI edisi 3), yang diproduksi dan dikonsumsi masyarakat kapitalis. Karena itu fashion dan pakaian merupakan cara yang paling signifikan yang bisa di gunakan dalam mengonstruksi, mengalami dan memahami relasi sosial dewasa ini. OED menyusun daftar Sembilan arti berbeda dari kata fashion. Salah satunya, fashion bisa saja di definisikan sebagai sesuatu seperti bentuk dan jenis tata cara atau cara bertindak tertentu. Polhemus dan Procter menunjukan bahwa “dalam masyarakat kontemporer barat, istilah fashion kerap di gunakan sebagai sinonim dari istilah dandanan, gaya dan busana” (Malcolm Barnard, Fashion sebagai komunikasi).
Penelusuran pada OED, dalam kata busana sebagai kata kerja dirumuskan dalam arti, membusanai diri sendiri dengan “perhatian” pada efeknya. Artinya lebih dari sekedar membusanai diri, tapi juga berdandan dan termasuk juga mengenakan perhiasan. Jadi bisa di katakan meski semua pakaian itu busana (fashion.red) tapi tidak semua dandanan itu fashionable. Begitu pula halnya meski semua busana atau dandanan akan menghadirkan gaya tertentu, tapi tak semua gaya itu akan menjadi fashion. Malcolm Barnard mengatakan bahwa,”ketika suatu gaya berlalu maka bisa dikatakan ketinggalan jaman alias tidak fashion lagi”.
Berbicara mengenai fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Dan berbicara tentang pakaian adalah berbicara mengenai sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita. Seperti yang di kutip oleh Idi Subandi Ibrahim (peneliti media dan kebudayaan pop dalam pengantar buku Malcolm Barnard, fashion dan komunikasi: 2007): Thomas Carlyle mengatakan,”pakaian adalah perlambang jiwa”. Masih menurut Idi: “pakaian tak bisa di pisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia”.
Studi tentang fashion adalah bukan hanya tentang pakaian, tapi juga peran dan makna pakaian dalam tindakan sosial. Dengan kata lain, fashion bisa di metaforakan sebagai kulit sosial. Yang didalamnya membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu yang adalah suatu bagian dari kehidupan sosial. Di samping itu fashion juga mengekspresikan suatu identitas tertentu. pakaian adalah salah satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas dari penampilan luar, yang dengannya seseorang menempatkan diri mereka terpisah dari orang lain, yang selanjutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok tertentu.
Hasil wawancara dengan sejumlah informan tentang perkembangan trend fashion saat ini, khususnya trend mode dikalangan mahasiswa putri fisip unhalu mereka mengatakan bahwa:
“perkembangan trend busana mahasiswa putri fisip unhalu saat ini lebih mengarah pada penggunaan mode busana yang sedang trend pada saat sekarang ini, hal ini dapat dilihat dari setiap aktifitas mahasiswa pada saat mereka mengikuti proses perkuliahan, pakaian-pakaian ketat (pres body) lebih dominan menghiasi lingkungan kampus”.
Hal diatas sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa fashion merupakan salah satu bentuk gaya hidup yang dapat dicoba, dipertahankan, atau ditinggalkan (Piliang, 2004: 306).
“kecenderungan pada trend busana baru lebih dimotifasi oleh sebuah pemikiran bagaiman mengespresikan diri lewat pakaian yang mereka pakai”.
Malcolm Barnard dalam bukunya Fashion sebagai komunikasi, memulai pengertiannya mengenai fashion dengan mengacu pada Oxford English Dictionary (OED). Menurut Malcolm: “Etimologi kata ini terkait dengan bahasa latin, Factio, yang artinya membuat”. Karena itu, arti asli fashion adalah sesuatu kegiatan yang di lakukan seseorang, tidak seperti dewasa ini yang memaknai fashion sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang.
Artian asli fashion pun mengacu pada pengungkapan bahwa butir butir fashion dan pakaian adalah komoditas yang paling di fetish-kan (fetish adalah jimat :KBBI edisi 3), yang diproduksi dan dikonsumsi masyarakat kapitalis. Karena itu fashion dan pakaian merupakan cara yang paling signifikan yang bisa di gunakan dalam mengonstruksi, mengalami dan memahami relasi sosial dewasa ini. OED menyusun daftar Sembilan arti berbeda dari kata fashion. Salah satunya, fashion bisa saja di definisikan sebagai sesuatu seperti bentuk dan jenis tata cara atau cara bertindak tertentu. Polhemus dan Procter menunjukan bahwa “dalam masyarakat kontemporer barat, istilah fashion kerap di gunakan sebagai sinonim dari istilah dandanan, gaya dan busana” (Malcolm Barnard, Fashion sebagai komunikasi).
Penelusuran pada OED, dalam kata busana sebagai kata kerja dirumuskan dalam arti, membusanai diri sendiri dengan “perhatian” pada efeknya. Artinya lebih dari sekedar membusanai diri, tapi juga berdandan dan termasuk juga mengenakan perhiasan. Jadi bisa di katakan meski semua pakaian itu busana (fashion.red) tapi tidak semua dandanan itu fashionable. Begitu pula halnya meski semua busana atau dandanan akan menghadirkan gaya tertentu, tapi tak semua gaya itu akan menjadi fashion. Malcolm Barnard mengatakan bahwa,”ketika suatu gaya berlalu maka bisa dikatakan ketinggalan jaman alias tidak fashion lagi”.Studi tentang fashion adalah bukan hanya tentang pakaian, tapi juga peran dan makna pakaian dalam tindakan sosial. Dengan kata lain, fashion bisa di metaforakan sebagai kulit sosial. Yang didalamnya membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu yang adalah suatu bagian dari kehidupan sosial. Di samping itu fashion juga mengekspresikan suatu identitas tertentu. pakaian adalah salah satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas dari penampilan luar, yang dengannya seseorang menempatkan diri mereka terpisah dari orang lain, yang selanjutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok tertentu.
Hasil wawancara dengan sejumlah informan tentang perkembangan trend fashion saat ini, khususnya trend mode dikalangan mahasiswa putri fisip unhalu mereka mengatakan bahwa:
“perkembangan trend busana mahasiswa putri fisip unhalu saat ini lebih mengarah pada penggunaan mode busana yang sedang trend pada saat sekarang ini, hal ini dapat dilihat dari setiap aktifitas mahasiswa pada saat mereka mengikuti proses perkuliahan, pakaian-pakaian ketat (pres body) lebih dominan menghiasi lingkungan kampus”.
Hal diatas sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa fashion merupakan salah satu bentuk gaya hidup yang dapat dicoba, dipertahankan, atau ditinggalkan (Piliang, 2004: 306).
“kecenderungan pada trend busana baru lebih dimotifasi oleh sebuah pemikiran bagaiman mengespresikan diri lewat pakaian yang mereka pakai”.
Malcolm Barnard dalam bukunya Fashion sebagai komunikasi, memulai pengertiannya mengenai fashion dengan mengacu pada Oxford English Dictionary (OED). Menurut Malcolm: “Etimologi kata ini terkait dengan bahasa latin, Factio, yang artinya membuat”. Karena itu, arti asli fashion adalah sesuatu kegiatan yang di lakukan seseorang, tidak seperti dewasa ini yang memaknai fashion sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang.
Artian asli fashion pun mengacu pada pengungkapan bahwa butir butir fashion dan pakaian adalah komoditas yang paling di fetish-kan (fetish adalah jimat :KBBI edisi 3), yang diproduksi dan dikonsumsi masyarakat kapitalis. Karena itu fashion dan pakaian merupakan cara yang paling signifikan yang bisa di gunakan dalam mengonstruksi, mengalami dan memahami relasi sosial dewasa ini. OED menyusun daftar Sembilan arti berbeda dari kata fashion. Salah satunya, fashion bisa saja di definisikan sebagai sesuatu seperti bentuk dan jenis tata cara atau cara bertindak tertentu. Polhemus dan Procter menunjukan bahwa “dalam masyarakat kontemporer barat, istilah fashion kerap di gunakan sebagai sinonim dari istilah dandanan, gaya dan busana” (Malcolm Barnard, Fashion sebagai komunikasi).